Jumat, 28 Maret 2014

Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali

Hari Raya Nyepi merupakan hari pergantian tahun Saka  yang dirayakan setiap satu tahun sekali, dimana penanggalan atau kalender caka. Hari raya nyepi diperingati oleh umat Hindu sebagai tahun baru hindu, kata Nyepi berasal dari kata sepi, dimana tidak ada kegiatan rutin sebagaimana hari-hari biasanya, toko, pasar, bandara, semuanya tutup tidak ada kegiatan seperti biasanya, dan begitu juga dengan lainnya sekolah, perkantoran semua diliburkan,kecuali dengan rumah sakit. Dengan demikian, benar-benar sepi , tidak ada kegiatan , tidak ada kendaraan yang berlalu lalang dijalan, yang ada hanyalah pecalang di tiap-tiap desa maupun kota untuk mengawasi masyarakat yang sedang merayakan hari raya nyepi. Tujuan dari hari raya nyepi yaitu memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk menyucikan Bhuana Alit (Alam manusia) dan Bhuana Agung (Alam semesta) agar terjalin keharmonisan anatar manusia dengan alam.



Perayaan Hari Raya Nyepi memiliki beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di Bali, adapun beberapa rangkaian itu adalah Melasti, Tawur, Pengerupukan,Puncak dari acara nyepi dan ngembak geni.

Melasti                  


Umat Hindu di Bali melakukan Penyucian dengan melakukan upacara Melasti atau biasa juga disebut dengan Mekiyis. Segala sarana persembahyangan yang ada di Pura kemudian diarak ke pantai atau danau.




Tawur

Umat Hindu melaksanakan upacara Buta Yadnya, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis caru. Tawur sendiri sebenarnya merupakan penyucian atau pemarisuda Buta Kala, diharapkan sifat-sifat yang buruk sirna semuanya dan tidak mengganggu umat manusia.


Pengerupukan


Pengerupukan merupakan rangakaian kegiatan dari upacara mecaru, upacara ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. Upacara Pengerupukan khusus di Bali sendiri dimeriahkan oleh pawai ogoh-ogoh yang diarak di desa maupun kota. Ogoh-ogoh  merupakan lambang dari perwujudan Bhuta Kala. Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar menyeramkan dan biasanya dalam wujud Raksasa. Wisatawan yang berkunjung ke Bali, baik dari dalam neegeri maupun luar negeri sangat antusias menyaksikan pawai ini karena unik dan memiliki seni tersendiri.


Puncak acara Nyepi

Pada puncak ini suasana seperti mati, benar-benar hening, sunyi tidak ada aktivitas. Pada hari puncak, umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari amati geni (tiada berapi-api, tidak menggunakan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan).


Ngembak Geni

Rangkaian terakhir dari perayaan Tahun Baru Saka adalah hari Ngembak Geni yaitu setelah perayaan nyepi, dimana segenap isi rumah keluar pekarangan untuk saling bermaaf-maafan, dalam suasana batin yang telah bersih dimana bertujuan agar sebagai umat manusia haruslah saling menghargai, berbuat kebaikan, tidak melupakan kewajiban sebagai umat beragama dan melestarikan alam ini.

0 komentar:

Posting Komentar