Pulau Bali merupakan pulau yang memiliki tempat wisata
yang banyak dikunjungi oleh wisatawan luar maupun dalam negeri , selain itu Bali
juga memiliki seni Budaya yang menarik untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke
Bali. Dari sekian banyak Budaya yang ada di Bali, berikut ini adalah beberapa kebudayaan yang ada di Bali.
Pawai Ogoh-ogoh
Ogoh-ogoh merupakan karya seni patung dalam kebudayaan
Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam perwujudan patung
tersebut , Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar , menakutkan dan
biasanya dalam wujud Raksasa. Selain dalam wujud Raksasa, Ogoh-ogoh sering pula
digambarkan dalam wujud binatang, seperti
naga, gajah, ular, babi dan lain-lain. Ogoh-ogoh merupakan representasi
Bhuta Kala,dimana ogoh-ogoh dibuat
menjelang perayaan Hari Nyepi dan diarak
secara beramai-ramai, kemudian keliling desa pada senja hari Pangrupuka yaitu sehari
sebelum Hari Nyepi.
Upacara Mekotek
Upacara Mekotek merupakan tradisi yang diadakan setiap
210 , Sabtu Kliwon Kuningan, atau bertepatan dengan hari raya Kuningan. Tujuan
diadakannya upacara mekotek yaitu untuk melindungi dari serangan hama penyakit
maupun bencana alam. Upacara Mekotek merupakan bagian dari Upacara Dewa Yadnya
yang dilaksanakan di Pura Kahyangan Tiga. Adapun tujuan dari Upacara Mekotek yaitu memohon keselamatan dari Ida Sang Hyang
Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa. Upacara mekotek merupakan tradisi yang
dilakukan oleh umat Hindu di Bali yang dilakukan secara turun temurun.
Omed-omedan
Omed-omedan merupakan tradisi yang unik yang berasal
dari Banjar Kaja, Sesetan Denpasar, Bali, Indonesia. Kata Omed-omedan memiliki
arti Tarik-Menarik. Omed-omedan adalah salah satu dari sekian banyak tradisi
yang ada di Bali, dimana sangat memiliki sebuah nilai seni dan budaya. Omed-omedan bukanlah hal yang negatif bagi
generasi muda-mudi atau teruna teruni di Bali karena ini meerupakan warisan
yang harus di pertahankan dan dilestarikan. Omed-omedan sendiri bertujuan untuk
tolak bala, dan omed-omedan diadakan setiap 1 Tahun sekali yaitu tepatnya pada
Hari raya ngembak geni atau sehari setelah perayaan Hari Raya Nyepi.
Perang Pandan
Perang pandang merupakan tradisi yang ada di desan
Tenganan, Karangasem, Bali. Alat yang digunakan untuk tradisi yang unik ini
adalah Perisai atau tameng yang terbuat dari rotan dan bamboo, serta tidak lupa
daun pandan yang memiliki daun berduri tajam. Perang Pandan ini dilakukan oleh
sepasang pemuda yang saling bertarung, dipimpin oleh seorang pemimpin
pertandingan. Pertandingan perang pandan berakhir ketika salah satu dari
peserta pertandingan sudah menyerah, maka itu di rasa cukup oleh pemimpin
pertandingan. Tajamnya duri daun pandan menyebabkan peserta tergores dan
mengeluarkan darah, akan tetapi setelah acara selesai para peserta akan
diberikan obat yang dibuat dari parutan kunyit dan ditambah minyak kelapa.
Peserta perang pandan tidak ada yang saling dendam antara satu sama lainnya
karena ini merupakan sebuah tradisi yang dilakukan secara turun temurun.
Setelah pertandingan usai maka peserta dan masyarakat desa akan menyantap
hidangan yang telah tersediaa atau dalam bahasa Bali sering disebut “Megibung”
agar terciptanya suasana kekeluargaan antar satu sama lain.
2 komentar:
thansk infonya.. artikelnya ok..
okey sama-sama, thanks atas kunjungannya
Posting Komentar