Hari Raya Galungan merupakan hari dimana umat Hindu
memperingati terciptanya alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya dan merayakan
kemenangan kebaikan yaitu dharma melawan kejahatan yaitu adharma yang bertujuan
juga sebagai ucapan syukur, seluruh umat Hindu melakukan persembahan pada Ida
Sang Hyang Widhi Wasa. Selain itu Hari Raya Galungan di Bali umumnya identik
dengan penjor yang dipasang di tepi jalan. Penjor merupakan bambu yang dihias
dengan daun kelapa yang masih muda atau
disebut dengan busung yang dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan tradisi
masyarakat Bali setempat.
Kata Galungan diambil dari bahasa Jawa Kuno yang
berarti bertarung. Biasa disebut juga Dungulan yang artinya menang, jika dilihat
dari sisi upacara ,sebagai momen umat Hindu untuk menegagkan kebaik,baik itu
secara spiritual maupun ritual agar selalu melawan kejahatan atau adharma dan
menegakkan kebaikan atau dharma. Inti dari perayaan Galungan adalah menyatukan
kekuatan rohani agar umat Hindu mendapat pendirian serta pikiran yang terang
dan dijauhkan dari keburukan, Rahajeng Nyanggra Rahinan Galungan dumogi sareng
sami kaicen kerahayuan lan kerahajengan saking Ida Sang Hyang Widhi Wasa
artinya Selamat hari raya Galungan semoga semuanya diberikan keselamatan dari
Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa.